Venus, Planet yang Mengira Dirinya Sauna Raksasa

Venus, Planet yang Mengira Dirinya Sauna Raksasa

Sebuah Pengantar yang Sangat Panas

Ada banyak tempat di tata surya yang tidak ramah bagi manusia. Ada Mars yang kering dan berdebu, Jupiter yang isinya gas bertekanan tinggi (yang tidak bisa Anda jadikan tempat wisata tanpa berubah menjadi bubur manusia), dan tentu saja, Venus—planet yang begitu panas sehingga jika panci penggorengan bisa berbicara, ia pasti akan protes karena dibandingkan dengannya.

Venus adalah planet kedua dari Matahari dan sering disebut sebagai “saudara kembar Bumi”. Ini mungkin terdengar menghibur, sampai Anda menyadari bahwa Venus adalah saudara kembar yang memutuskan untuk menjadi villain dalam film fiksi ilmiah.

Atmosfer yang Berpikir “Mungkin Saya Akan Menghancurkan Segalanya”

Jika Anda berpikir bahwa hujan di Bumi kadang-kadang menyebalkan, tunggu sampai Anda mendengar tentang hujan di Venus. Planet ini memiliki atmosfer yang begitu tebal dan beracun sehingga hampir seluruhnya terdiri dari karbon dioksida, dengan sedikit asam sulfat di sana-sini, hanya untuk memberi kesan artistik.

Tekanan atmosfernya 92 kali lebih besar dari Bumi, yang berarti jika Anda berdiri di permukaannya, tubuh Anda akan terasa seperti berada di bawah 900 meter air laut. Ini adalah pengalaman yang sangat tidak direkomendasikan oleh para dokter dan semua makhluk hidup pada umumnya.

Temperatur: Didesain Khusus untuk Melelehkan Segalanya

Venus memiliki suhu permukaan rata-rata 475 derajat Celsius. Itu cukup panas untuk melelehkan timbal, memanggang pizza dalam hitungan detik, atau membuat siapa pun yang nekat menginjakkan kaki di sana berubah menjadi karbon murni sebelum sempat berkata, “Oh, ini buruk.”

Suhu ini disebabkan oleh efek rumah kaca yang sangat ekstrem. Jika di Bumi kita khawatir dengan pemanasan global, di Venus, konsep “pemanasan global” sudah naik level menjadi “pemanggangan planet secara menyeluruh”.

Rotasi: Venus dan Kecintaannya pada Keunikan

Jika Anda merasa hari Senin di Bumi terasa panjang, Venus punya kabar buruk untuk Anda. Planet ini memiliki hari yang lebih panjang dari tahunnya sendiri. Satu hari di Venus (waktu yang dibutuhkan untuk berputar sekali pada porosnya) setara dengan 243 hari Bumi, sedangkan satu tahun Venus (waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit Matahari) hanya sekitar 225 hari Bumi.

Ya, ini berarti jika Anda tinggal di Venus (yang, sekali lagi, ide yang sangat buruk), Anda bisa mengalami satu hari penuh yang lebih lama dari seluruh tahun kalender Anda. Anda bisa merayakan ulang tahun sebelum sempat menyelesaikan satu hari kerja.

Misi ke Venus: Percobaan yang Penuh Kekecewaan

Manusia, tentu saja, selalu ingin mengirim sesuatu ke planet lain, karena mengapa tidak? Beberapa pesawat ruang angkasa telah dikirim ke Venus, terutama oleh Uni Soviet dalam program Venera. Masalahnya? Tidak ada wahana yang bertahan lebih dari beberapa jam sebelum meleleh seperti es krim di gurun Sahara.

NASA dan badan antariksa lainnya masih memiliki harapan untuk mengeksplorasi Venus lebih lanjut. Namun, dengan kondisi yang lebih buruk daripada neraka versi deluxe, penelitian ini lebih mirip eksperimen ketahanan perangkat keras daripada eksplorasi biasa.

Kesimpulan: Planet yang Tidak Ramah, tetapi Tetap Menarik

Venus mungkin adalah salah satu tempat paling tidak ramah di tata surya, tetapi tetap menjadi objek penelitian yang menarik. Bagaimana planet yang dulunya mungkin mirip Bumi bisa berubah menjadi oven luar angkasa? Apakah ada kehidupan mikroba di lapisan awan atasnya? Dan yang paling penting, apakah ada cara bagi kita untuk menjadikannya lebih layak huni, atau haruskah kita menyerah dan mengalihkan perhatian ke Mars saja?

Satu hal yang pasti: jika Anda mencari destinasi liburan antarplanet, Venus bukan pilihan yang disarankan. Kecuali, tentu saja, Anda adalah sepotong baja tahan panas yang kebal terhadap tekanan dan asam sulfat.


Prompt Gambar: “A fantastical portrayal of Venus, where the planet’s blistering surface glows intensely. A spaceship, succumbing to the heat, melts into the ground, while an astonished astronaut, clad in a protective suit, watches from a distance, gripping a thermometer that bursts from the extreme temperature. Overhead, swirling yellow clouds of toxic gas dominate the sky.”