Perkenalan Pada Fenomena Kegilaan yang Sangat Teratur
Di sebuah kota kecil bernama Ngaleh, yang populer karena satu-satunya tempat parkirnya yang selalu kosong di seluruh dunia, tinggal seorang pria bernama Togar. Ia adalah seorang pegawai Kantor Pos Ngaleh yang terkenal karena satu hal: ia memiliki “alergi kewarasan.” Jangan buru-buru menutup cerita ini dengan prasangka bahwa ini adalah metafora. Tidak, ini adalah alergi berbasis fakta ilmiah yang telah dibuktikan oleh tiga ilmuwan yang kebetulan mengira mereka sedang menguji alergi gluten pada waktu itu.
Alergi ini muncul setiap kali Togar dihadapkan pada situasi yang, secara objektif, masuk akal. Misalnya, jika seseorang mendatangi Kantor Pos dengan formulir yang diisi dengan benar, ia akan bersin tanpa henti sampai orang itu melakukan sesuatu yang absurd, seperti menggambar bebek di formulir tersebut. Jika ada rapat kantor yang terorganisir dengan sempurna, ia akan pingsan karena ruam merah muda yang tiba-tiba muncul di seluruh tubuhnya.
Penjelasan Ilmiah yang Menjelaskan Segalanya (Namun Tidak Menjelaskan Apa-apa)
Menurut Profesor Sringah, seorang ahli alergi yang mengkhususkan diri pada fenomena yang tidak ada dalam buku teks, “alergi kewarasan” adalah reaksi imun tubuh terhadap situasi di mana segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya. “Tubuh Togar,” katanya sambil memakan roti lapis yang terlalu banyak menteganya, “secara harfiah tidak dapat mentolerir hal-hal yang terlalu masuk akal. Ini seperti tubuhnya berpikir bahwa kewarasan adalah kacang yang harus dihindari.”
Namun, teori ini tidak memuaskan semua orang, terutama Pak Surya, manajer Kantor Pos Ngaleh, yang lebih suka berpikir bahwa Togar hanya malas. “Alergi apa? Itu hanya alasan dia untuk tidak bekerja setiap kali ada hari pengumpulan pajak!” katanya dengan nada yang sangat percaya diri untuk seseorang yang selalu lupa di mana ia menyimpan kunci mobilnya.
Eksperimen Sosial yang Berujung Pada Kejadian Absurd
Suatu hari, tim riset lokal memutuskan untuk menguji sejauh mana alergi ini memengaruhi kehidupan sehari-hari Togar. Mereka menciptakan sebuah eksperimen yang disebut “Proyek Kewarasan Total.” Eksperimen ini melibatkan kantor pos yang diatur dengan efisiensi sempurna selama satu minggu penuh. Semua surat akan tiba tepat waktu, semua prangko akan diurutkan berdasarkan warna, dan semua pelanggan akan diberi tahu dengan jelas bahwa mereka perlu membawa identitas sebelum mengirim paket.
Hari pertama eksperimen dimulai dengan kejadian yang mengerikan: Togar bersin sebanyak 43 kali berturut-turut, menyebabkan seorang pelanggan yang membawa kotak berisi kucing porselen menjatuhkan seluruh isinya ke lantai. Ketika mereka mencoba menyelamatkan situasi dengan memecahkan satu cangkir tambahan agar lebih “tidak terorganisir,” Togar malah muntah ke dalam laci prangko. Hari kedua lebih buruk; Togar pingsan selama 12 jam setelah melihat seorang pelanggan membawa formulir yang telah diisi dengan sempurna menggunakan tinta biru (bukan hitam, bukan merah, tapi biru, yang dianggap warna paling netral).
Hari ketiga adalah klimaks dari semuanya. Kantor Pos, dalam upaya menyelamatkan eksperimen mereka, memutuskan untuk menyewa pelatih motivasi profesional untuk memberikan pelajaran etiket agar semua pelanggan menjadi lebih terorganisir. Togar, yang sudah mengantisipasi bencana, membawa payung ke tempat kerja meskipun tidak ada hujan. Ketika pelatih motivasi itu memulai presentasinya dengan kata-kata, “Mari kita mulai dengan lima langkah mudah untuk menciptakan efisiensi,” Togar menjerit, melompati meja, dan berlari ke luar gedung sambil berteriak, “TIDAK! TIDAK ADA LIMA LANGKAH MUDAH!”
Solusi yang Tidak Terduga (Namun Sangat Memuaskan)
Akhirnya, Profesor Sringah memberikan solusi yang tidak ortodoks: menciptakan ketidakseimbangan yang terorganisir. “Kita harus membuat situasi tampak masuk akal, tapi hanya sampai batas tertentu,” katanya sambil menggambar diagram di papan tulis yang terlalu kecil untuk ukurannya. “Misalnya, kita bisa mengatur semua surat secara alfabet, tetapi menghilangkan huruf ‘H’ dari daftar. Ini akan cukup masuk akal untuk sebagian besar orang, tetapi cukup absurd untuk menjaga kondisi Togar tetap stabil.”
Solusinya bekerja dengan sempurna. Pelanggan mulai menerima bahwa surat mereka mungkin akan tiba tanpa huruf tertentu di alamat mereka, dan Togar akhirnya bisa bekerja tanpa bersin atau pingsan. Bahkan Pak Surya mengakui bahwa kantor pos tampaknya bekerja lebih baik dengan sedikit kekacauan.
Pelajaran Hidup yang Tidak Sengaja Ditemukan
Kisah Togar mengajarkan kita bahwa dunia mungkin memang membutuhkan dosis kecil dari absurditas untuk tetap berjalan lancar. Dalam upaya kita untuk menciptakan kesempurnaan, kita sering kali melupakan bahwa sedikit kekacauan adalah bahan dasar dari kehidupan yang manusiawi. Dan jika Anda menemukan diri Anda bersin setiap kali segala sesuatu berjalan dengan terlalu sempurna, mungkin, hanya mungkin, Anda juga memiliki alergi kewarasan.
Prompt (English): A humorous illustration of a small-town post office in chaos, featuring a man sneezing uncontrollably amidst perfectly organized mail and confused customers.