Penemuan yang Tidak Ditunggu-Tunggu
Di sebuah sudut dunia yang begitu sepi hingga burung pun enggan berkicau di sana, sekelompok ilmuwan kopi yang terlalu serius dan kurang tidur memutuskan untuk melakukan eksperimen paling revolusioner dalam sejarah minuman berkafein: mereka ingin menciptakan kopi paling lemah di Bumi.
“Kenapa kita melakukan ini?” tanya salah satu ilmuwan, Dr. Gunawan, yang sejujurnya hanya ikut proyek ini karena tidak sengaja menandatangani kontrak penelitian yang ia kira adalah undangan pesta ulang tahun.
“Karena kita bisa,” jawab Dr. Mira, yang sudah tidak tidur selama tiga hari dan mulai berbicara dengan tanaman hias di sudut ruangan.
Dengan semangat yang hampir sama besarnya dengan ketidakjelasan proyek mereka, para ilmuwan mulai menyaring, mengencerkan, dan mendistilasi kopi hingga mereka mencapai batas kafein yang begitu rendah sehingga secangkir air hujan yang kebetulan jatuh di dekat biji kopi memiliki efek lebih kuat daripada ini.
Hasil yang Mengejutkan dan Tidak Berguna
Akhirnya, mereka berhasil menciptakan sebuah minuman yang memiliki aroma kopi tetapi kadar kafeinnya begitu kecil sehingga bahkan seorang bayi yang baru lahir bisa meminumnya dan tetap tidur siang seperti biasa.
Mereka menamainya Kopi Zenith, karena minuman ini begitu tidak berkafein hingga bisa membuat peminumnya mencapai pencerahan spiritual, bukan karena efeknya, tetapi karena mereka akhirnya punya cukup waktu untuk merenung tentang kehidupan tanpa gangguan dari jantung yang berdebar.
“Kami sudah mengujinya pada relawan,” kata Dr. Mira bangga. “Salah satu dari mereka bahkan minum sepuluh cangkir berturut-turut dan tetap menguap seperti kucing yang baru bangun tidur.”
Reaksi Pasar yang… Luar Biasa Aneh
Saat Kopi Zenith diluncurkan ke publik, reaksi yang muncul sangat beragam:
- Para pekerja kantoran merasa dikhianati, karena kopi ini tidak memberikan mereka ilusi produktivitas yang biasa mereka dapatkan.
- Para pencinta teh merasa sedikit terganggu karena akhirnya ada sesuatu yang lebih lembut daripada teh chamomile.
- Para filsuf menyambut minuman ini dengan hangat, karena akhirnya ada kopi yang bisa mereka minum sambil tetap mempertahankan kebiasaan duduk diam selama berjam-jam tanpa gangguan.
Namun, segalanya berubah ketika seorang barista hipster dari sebuah kafe di sudut kota menemukan bahwa Kopi Zenith sangat cocok untuk mereka yang ingin “merasakan kopi tanpa terpengaruh oleh kapitalisme industri kafein.” Dalam waktu seminggu, kopi ini menjadi tren di media sosial, diikuti dengan munculnya menu spesial seperti Espresso Nirwana (alias air hangat dengan sedikit niat kopi) dan Cappuccino Tidak Berarti (susu berbusa dengan sedikit kenangan akan kopi).
Akhir yang Masih Tidak Masuk Akal
Meski awalnya dimaksudkan sebagai eksperimen ilmiah yang tidak perlu, Kopi Zenith akhirnya menjadi simbol dari sesuatu yang tidak jelas tapi cukup keren untuk dibicarakan di pesta-pesta elit. Dr. Gunawan, yang akhirnya mengerti bahwa proyek ini sama sekali tidak berhubungan dengan pesta ulang tahun, memutuskan untuk pensiun dini dan membuka usaha roti panggang.
Sementara itu, Dr. Mira tetap melanjutkan penelitian di bidang minuman absurd dan kini tengah mengembangkan konsep Teh Tanpa Daun, sebuah minuman revolusioner yang terdiri dari air biasa yang pernah dipikirkan sebagai teh.
Dan di suatu tempat di dunia, seseorang sedang menyeruput Kopi Zenith, menatap ke luar jendela, dan merasa bahwa hidup ini… ya, entahlah. Setidaknya, jantungnya tetap berdetak dengan tenang.
Prompt Gambar: “A trendy cafĂ© with a barista proudly serving a cup of nearly transparent coffee to a confused customer. The menu board behind them lists drinks with names like ‘Espresso Nirvana’ and ‘Cappuccino Nihilism’. The overall vibe is humorous and slightly surreal.”