Pembukaan yang Tak Terduga
Di sebuah aula konferensi mewah yang disewa oleh Asosiasi Elemen Periodik Internasional, sekelompok gas mulia sedang berkumpul. Jika Anda membayangkan konferensi elemen seperti pesta liar penuh percikan reaksi kimia, Anda akan kecewa. Konferensi gas mulia lebih menyerupai seminar tentang cara menonton cat mengering tanpa tertidur.
Gas mulia terkenal karena sifatnya yang inert alias tidak reaktif. Mereka adalah elemen yang, secara kimiawi, tidak suka bergabung dengan siapa pun. Helium, Neon, Argon, Krypton, Xenon, dan Radon duduk dalam lingkaran, dengan wajah (bayangkan mereka punya wajah) yang tampak bosan.
“Baiklah, teman-teman,” ujar Xenon, yang ditunjuk sebagai moderator karena suaranya sedikit lebih berat dibandingkan gas mulia lainnya. “Kita harus membicarakan masalah serius ini: reputasi kita sebagai elemen paling membosankan di tabel periodik.”
“Ini tidak adil,” potong Helium sambil melayang-layang di udara. “Aku adalah gas yang membuat balon melayang! Anak-anak mencintaiku!”
“Tapi Helium,” sahut Argon, “itu cuma karena kamu ringan. Itu bukan karena kamu menghibur secara kimiawi. Kamu masih… yah, tidak reaktif.”
“Setidaknya aku tidak memancarkan radiasi seperti Radon,” seru Helium, mencoba membela diri.
Radon mendesah berat. “Itu tidak disengaja! Aku tidak bisa mengontrol itu. Lagipula, sedikit radiasi tak pernah membunuh siapa pun. Kecuali, ya, sebenarnya pernah. Tapi itu cerita lain.”
Perdebatan tentang Relevansi
Neon, yang biasanya diam (meskipun ironisnya ia bersinar terang di papan reklame), akhirnya angkat bicara. “Mungkin kita harus fokus pada apa yang kita lakukan dengan baik. Aku, misalnya, membuat kota terlihat lebih keren di malam hari. Siapa yang butuh reaksi kimia jika kamu bisa membentuk tanda-tanda neon dengan warna mencolok yang membuat orang berhenti dan memandang?”
“Benar,” kata Krypton. “Dan aku digunakan dalam lampu kilat kamera! Aku membuat selebriti terlihat glamor di karpet merah.”
“Tapi itu semua masih sangat… pasif,” kata Xenon dengan nada frustasi. “Kita hanya duduk di sana, tidak melakukan apa-apa. Sementara itu, elemen-elemen seperti Hidrogen dan Oksigen sibuk menciptakan kehidupan, api, dan ledakan. Kita? Kita hanya… ada.”
“Dan apa salahnya dengan itu?” kata Argon. “Aku melindungi bola lampu dari kehancuran! Aku adalah pelindung lampu dunia.”
Helium mengangkat tangannya (secara metaforis, karena gas tidak punya tangan). “Dengar, mungkin kita tidak perlu mencoba menjadi sesuatu yang kita bukan. Kita adalah gas mulia. Kita tidak reaktif, benar. Tapi mungkin itu justru kelebihan kita.”
Rencana untuk Menjadi Bintang Komedi
Diskusi mulai memanas (meskipun tidak secara literal, karena mereka adalah gas yang sangat stabil). Xenon lalu mengusulkan ide yang benar-benar mengejutkan.
“Bagaimana,” katanya, “jika kita menjadi pelawak?”
Semua gas mulia menatapnya dengan kebingungan. “Pelawak?” tanya Krypton, mencoba memastikan bahwa ia mendengar dengan benar.
“Ya, pelawak,” lanjut Xenon. “Pikirkan. Kita menggunakan sifat ‘tidak reaktif’ kita sebagai bahan humor. Misalnya, kita bisa membuat lelucon tentang bagaimana kita tidak pernah terlibat dalam drama kimiawi. Seperti… ‘Mengapa Helium tidak pernah berdebat dengan Hidrogen? Karena dia terlalu tinggi untuk itu!'”
Semua gas mulia terdiam. Kemudian, Neon tertawa kecil. “Baiklah, itu cukup lucu.”
“Atau bagaimana dengan ini,” lanjut Xenon dengan semangat. “‘Apa yang dikatakan Argon kepada Oksigen yang mencoba berteman dengannya? Aku lebih suka sendiri, terima kasih!'”
Radon terkikik. “Itu bagus. Sangat sesuai dengan sifat kita.”
Debut Komedi Gas Mulia
Mereka memutuskan untuk mengadakan pertunjukan komedi di konferensi berikutnya. Aula konferensi diubah menjadi panggung, lengkap dengan pencahayaan Neon (tentu saja), dan Helium menjadi pembawa acara karena suara tingginya yang lucu.
“Selamat datang di Malam Komedi Gas Mulia!” seru Helium, suaranya melengking seperti balon yang bocor. “Kami adalah elemen yang mungkin tidak membuat reaksi kimia, tapi kami pasti bisa membuat Anda tertawa!”
Krypton naik panggung pertama. “Tahukah Anda,” katanya, “saya pernah mencoba bergabung dengan kelompok elemen alkali. Tapi mereka bilang saya terlalu mulia untuk itu. Saya rasa mereka benar!”
Penonton, yang terdiri dari elemen-elemen tabel periodik lainnya, tertawa terbahak-bahak. Bahkan Klorin, yang biasanya asam, tampak tersenyum.
Neon kemudian menambahkan, “Saya pernah mencoba menjadi bagian dari senyawa. Tapi kemudian saya ingat, saya lebih suka bersinar sendiri.”
Pertunjukan itu sukses besar. Untuk pertama kalinya, gas mulia merasa dihargai. Mereka mungkin tidak reaktif secara kimia, tapi mereka sangat reaktif di hati para penonton.
Penutup yang Berarti
Setelah malam itu, gas mulia menjadi bintang di dunia kimia. Mereka tidak lagi dikenal sebagai elemen membosankan yang tidak pernah bereaksi dengan apa pun. Sebaliknya, mereka diingat sebagai elemen yang akhirnya menemukan cara untuk bersinar—secara harfiah dan metaforis.
Dan siapa yang menyangka bahwa menjadi inert bisa begitu menghibur?
Illustration: A group of anthropomorphic noble gases like Helium, Neon, and Argon, performing stand-up comedy on a stage with a colorful neon backdrop, while other chemical elements in the audience laugh and cheer.