Awal yang Manis (Tapi Tidak Sepenuhnya)
Hansel dan Gretel, dua anak yang tinggal di tepi Hutan Kalori Terbatas, sedang menghadapi krisis terbesar dalam hidup mereka. Bukan soal nasib tragis karena ditinggalkan orang tua di hutan, seperti yang biasa terjadi pada dongeng klasik, melainkan sesuatu yang jauh lebih mengerikan. Ayah mereka, seorang tukang kayu yang juga influencer diet keto, baru saja memutuskan untuk menghapus semua jenis karbohidrat dari rumah mereka.
“Apa maksudnya tidak ada roti lagi? Bagaimana aku bisa bertahan hidup tanpa croissant pagi?” keluh Hansel sambil memandang langit dengan ekspresi yang dramatis, seolah-olah berharap ada baguette surgawi yang akan turun dari langit.
“Ayah bilang kita harus makan lebih banyak protein,” jawab Gretel sambil mengunyah sepotong dada ayam yang bahkan ayamnya sendiri mungkin akan menolak makan.
Namun, segalanya berubah saat mereka tersesat di hutan ketika mencoba mencari… yah, roti. Atau setidaknya sesuatu yang mengandung gluten. Itulah asal-usul petualangan mereka menuju Rumah Permen Diet.
Menemukan Rumah Permen Diet
Setelah berjalan selama berjam-jam, Hansel dan Gretel akhirnya menemukan sesuatu yang membuat mereka menghentikan langkah. Di tengah hutan, berdirilah sebuah rumah yang sepenuhnya terbuat dari makanan. Namun, ada sesuatu yang sangat aneh dengan rumah itu.
“Kak, lihat! Itu rumah permen!” seru Gretel dengan mata berbinar.
Hansel mendekati rumah itu dengan skeptis. Ia mencubit dindingnya yang tampak seperti cokelat, lalu mencicipinya.
“Cokelat tanpa gula?” gumamnya dengan raut wajah bingung. “Ini lebih seperti… rasa kekecewaan.”
Dinding rumah itu memang terbuat dari cokelat, tapi cokelat hitam 99% kakao, yang lebih cocok untuk orang yang ingin merasa bersalah sambil tetap merasa sehat. Atapnya dihiasi dengan permen bebas gula, dan taman di depannya dipenuhi dengan pohon marshmallow rendah kalori. Bahkan, pagar rumah itu tampaknya dirancang dari stik wortel yang dicelupkan ke dalam hummus.
Bertemu Penghuni Rumah yang Penuh Strategi Kalori
Saat mereka masih sibuk menganalisis rumah itu, pintunya terbuka. Keluar seorang wanita tua dengan senyum ramah yang sedikit mencurigakan. Rambutnya disanggul rapi, dan ia mengenakan apron bertuliskan “Kalori adalah Musuh.”
“Selamat datang, anak-anak kecil,” katanya dengan nada yang terlalu ramah. “Kalian pasti lapar. Masuklah, aku punya banyak makanan sehat untuk kalian.”
Hansel dan Gretel, yang sudah terbiasa dengan pola makan rendah karbohidrat di rumah, berpikir, “Seberapa buruk ini bisa jadi?” Lalu mereka masuk.
Di dalam, mereka menemukan dapur yang penuh dengan makanan—tetapi semuanya berasal dari kategori “makanan sehat.” Ada smoothie hijau, biskuit gandum utuh, dan bahkan pizza yang dibuat dengan adonan kembang kol.
“Apa ini?” tanya Hansel, menunjuk sesuatu yang tampak seperti burger, tetapi roti burgernya diganti dengan daun selada.
“Itu burger paleo,” jawab wanita tua itu. “Tidak ada karbohidrat, hanya protein dan lemak sehat.”
Hansel mulai merasa ada yang tidak beres. Gretel, di sisi lain, sudah sibuk memakan sesuatu yang disebut “brownie keto,” meskipun rasanya lebih mirip spons dapur.
Rencana Licik Sang Penyihir Diet
Tanpa disadari, mereka telah menjadi bagian dari rencana besar wanita itu—atau lebih tepatnya, Penyihir Diet. Dia tidak tertarik untuk memakan anak-anak seperti dalam dongeng klasik. Oh, tidak. Itu terlalu tradisional dan, jujur saja, terlalu berkalori tinggi untuk selera hidupnya yang disiplin.
Sebaliknya, dia memiliki rencana untuk menanamkan obsesi diet pada generasi muda. Hansel dan Gretel adalah subjek percobaan idealnya.
“Aku akan membuat kalian menjadi anak-anak paling sehat di dunia,” katanya sambil tertawa, yang lebih terdengar seperti seseorang yang baru saja menemukan bahwa avocado toast mereka terlalu mahal. “Tidak ada karbohidrat, tidak ada gula, hanya gaya hidup sehat!”
Hansel dan Gretel mulai menyadari bahaya situasi ini. Mereka merancang rencana untuk melarikan diri sebelum mereka menjadi influencer makanan sehat yang tidak diinginkan.
Pelarian yang Penuh Strategi
Hansel, yang cerdas dan sedikit licik, memutuskan untuk menggunakan keanehan rumah itu sebagai keuntungan. Dia mulai memuji makanan-makanan rendah kalori yang disajikan oleh penyihir itu.
“Wah, ini luar biasa!” katanya dengan ekspresi palsu. “Aku tidak pernah merasa lebih baik dalam hidupku!”
Gretel, yang mengikuti petunjuk Hansel, menambahkan, “Aku ingin tahu bagaimana kamu membuat semua makanan ini. Bisakah kamu mengajariku?”
Penyihir itu, yang terlalu bangga dengan keahliannya, memutuskan untuk menunjukkan dapur rahasianya. Tapi begitu dia membuka pintu dapur, Hansel dan Gretel dengan cepat mendorongnya masuk, mengunci pintu, dan melarikan diri.
Sebuah Pelajaran (Yang Tidak Terlalu Bermakna)
Setelah melarikan diri dari Rumah Permen Diet, Hansel dan Gretel kembali ke rumah mereka dengan cerita yang tidak akan dipercaya siapa pun. Mereka memberi tahu ayah mereka tentang bahaya diet ekstrem, tetapi ayahnya hanya mengangguk sambil memakan sepotong salmon panggang.
Mereka memutuskan untuk hidup sedikit lebih bebas. Tidak terlalu banyak karbohidrat, tapi juga tidak terlalu sedikit. Bagaimanapun, hidup adalah soal keseimbangan.
Dan tentang penyihir? Yah, dia akhirnya keluar dari dapur, tetapi tidak ada yang tahu apa yang terjadi padanya. Beberapa orang mengatakan dia sekarang menjalankan saluran YouTube tentang makanan sehat dengan jutaan pelanggan. Tapi itu cerita untuk lain waktu.
Illustration: “A whimsical candy house in the middle of a forest, made entirely of diet-friendly sweets like sugar-free chocolate, carrot sticks, and kale chips. Two children, a boy and a girl, look both amazed and skeptical. A smiling woman with a ‘Calories are the Enemy’ apron stands at the doorway, holding a tray of green smoothies.”