Bis Kota dan Kolam Renang Berjalan yang Membingungkan

Bis Kota dan Kolam Renang Berjalan yang Membingungkan

Perkenalan: Sebuah Ide yang Tidak Masuk Akal

Di suatu kota kecil bernama Mangkuk Lontar—di mana penduduknya percaya bahwa penemuan paling revolusioner setelah roda adalah sandal jepit dengan lampu LED—sebuah gagasan luar biasa lahir dari kepala Pak Gunadi. Pak Gunadi adalah sopir bis kota yang, untuk alasan yang tidak jelas, memiliki obsesi mendalam terhadap kolam renang. Faktanya, ia pernah mencoba mengubah bak mandi rumahnya menjadi akuarium sambil tetap mandi di dalamnya, yang tentu saja berakhir dengan ikan-ikan yang sangat bingung dan ikan mas miliknya yang mengalami krisis identitas.

“Kenapa tidak ada bis kota yang punya kolam renang?” gumamnya suatu pagi sambil menyesap kopi yang lebih menyerupai lumpur kental. “Orang-orang suka bepergian, dan orang-orang suka berenang. Gabungkan saja keduanya!”

Dan seperti itu, lahirlah ide paling absurd yang pernah muncul di Mangkuk Lontar. Sebuah bis kota yang dilengkapi dengan kolam renang di atapnya.

Transformasi: Dari Bis Biasa Menjadi Impian Basah (Secara Harfiah)

Proyek ini, yang dibiayai oleh dana desa (setelah rapat kepala desa yang lebih mirip debat tentang apakah mie instan lebih enak dimakan dengan telur atau tanpa telur), memakan waktu tiga bulan. Bis kota itu dimodifikasi hingga atapnya menjadi kolam renang lengkap dengan air mancur kecil berbentuk lumba-lumba plastik yang menyemburkan air setiap kali bis melewati polisi tidur.

Interior bis tetap seperti biasa, dengan kursi-kursi yang sudah agak usang dan jendela-jendela yang bergetar setiap kali mesin dinyalakan. Namun, di luar, bis itu kini memiliki tangga spiral yang mengarah ke atap, di mana kolam renang biru cemerlang menanti. Penumpang tidak hanya bisa menikmati perjalanan, tetapi juga bisa berenang, berjemur, atau bahkan bermain bola voli air sambil melintasi jalanan kota.

Pak Gunadi menamai ciptaannya “AquaRide 3000,” meskipun tidak ada satupun elemen dari desainnya yang terlihat futuristik. Nama itu dipilih karena, menurutnya, “3000 selalu terdengar keren.”

Hari Peluncuran: Bencana yang Dirayakan

Hari peluncuran AquaRide 3000 menjadi acara besar di Mangkuk Lontar. Seluruh penduduk berkumpul di alun-alun kota, membawa kerupuk dan nasi bungkus untuk piknik sambil menonton. Kepala Desa, yang tampaknya masih sedikit skeptis tentang keseluruhan ide ini, memberikan pidato singkat.

“Hari ini, kita menyaksikan sejarah. Atau… setidaknya sesuatu yang aneh,” katanya sebelum memotong pita merah di depan bis.

Pak Gunadi, dengan bangga mengenakan topi sopir barunya yang bertuliskan “Kapten AquaRide,” memacu bis ke jalur pertamanya. Penumpang pertama terdiri dari campuran penduduk lokal yang penasaran, turis yang tersesat, dan seorang pria tua bernama Pak Minto yang mengira bis itu adalah perpustakaan keliling.

Namun, masalah mulai muncul segera setelah bis bergerak. Kolam renang di atap, yang penuh dengan air, mulai memercik keluar setiap kali bis melewati lubang di jalan (yang, di Mangkuk Lontar, lebih banyak daripada jumlah pohon). Orang-orang di trotoar basah kuyup, dan beberapa mengira telah terjadi hujan lokal yang sangat aneh.

“Ini hanya masalah teknis kecil!” teriak Pak Gunadi melalui mikrofon bis, meskipun pada titik itu seorang penumpang sudah tergelincir di tangga spiral karena tangannya basah.

Kekacauan: Ketika Kolam Renang Bertemu Lalu Lintas

Kekacauan mencapai puncaknya ketika AquaRide 3000 harus berhenti di lampu merah. Penumpang di kolam renang memutuskan untuk mencoba permainan bola voli air, tetapi bola itu terlempar keluar dari kolam dan mengenai pengendara motor. Pengendara motor itu, yang sudah cukup kesal karena helmnya basah oleh percikan air sebelumnya, memutuskan untuk mengejar bis sambil berteriak bahwa ia akan melaporkan ini ke polisi.

Sementara itu, di dalam bis, seorang anak kecil terus bertanya kepada ibunya, “Mengapa kita tidak berenang juga, Bu?” Ibunya hanya bisa menjawab dengan napas panjang, “Karena kita tidak membawa baju renang, sayang. Dan, jujur saja, ini ide paling bodoh yang pernah ada.”

Di sisi lain, ada juga momen-momen magis. Seorang wanita tua bernama Ibu Siti, yang tidak pernah berenang seumur hidupnya, akhirnya mencoba menyelam untuk pertama kalinya di atap bis kota. “Rasanya seperti mimpi!” katanya kepada seorang penumpang lain, meskipun ia sedikit panik ketika mendapati air mancur lumba-lumba menyembur tepat ke wajahnya.

Kesimpulan: Sebuah Keberhasilan yang Diragukan

Pada akhir hari, AquaRide 3000 kembali ke garasi dengan catatan perjalanan yang dapat digambarkan sebagai “sukses relatif.” Pak Gunadi mengklaim bahwa itu adalah hari terbaik dalam hidupnya, meskipun ia harus menjelaskan kepada polisi lalu lintas mengapa bisnya menyebabkan banjir kecil di pasar tradisional.

Kepala Desa, yang masih menggosok air dari kacamatanya, hanya berkata, “Yah, setidaknya tidak ada yang terluka. Secara serius.”

Namun, AquaRide 3000 berhasil menjadi atraksi lokal. Wisatawan dari kota-kota tetangga mulai berdatangan untuk naik bis itu dan mengalami sensasi berenang di atas jalan raya. Beberapa bahkan menyarankan agar bis itu dilengkapi dengan seluncuran air yang langsung turun ke dalam terminal.

Dan seperti itulah, di kota kecil bernama Mangkuk Lontar, AquaRide 3000 terus berjalan. Bis kota dengan kolam renang ini menjadi simbol bahwa, meskipun ide-ide aneh sering kali tidak masuk akal, mereka tetap bisa membuat hidup lebih menarik—atau setidaknya lebih basah.


Prompt Gambar: “An absurdly modified city bus with a swimming pool on its roof, complete with passengers swimming and playing volleyball while the bus drives through a chaotic urban street. Include water splashing onto pedestrians and a confused motorcyclist chasing the bus.”